Kuliah atau melanjutkan pendidikan ke taraf universitas menjadi jalan bagi banyak pelajar untuk memperoleh karir masa depan yang lebih baik. Tetapi ini bukanlah jaminan. Dunia kerja di Indonesia memang sebagian besar beracuan tingkat pendidikan. Meskipun demikian, riwayat pendidikan dan dunia kerja tidak selamanya sejalan. Berapa kali kita mendengar adanya kuliah jaminan kerja terkecuali mengikuti pendidikan bersifat ikatan dinas?
Kuliah Bukan 100% Jaminan Kerja
Dalam curriculum vitae yang kita kirimkan ke berbagai kantor perusahaan, kita selalu mencantumkan riwayat pendidikan. Apakah hal ini penting? Tentu saja. Tetapi apakah ini satu-satunya hal yang akan dipertimbangkan oleh tim HRD perusahaan? Pastinya bukan.
Beberapa hal tidak tertulis justru menentukan apakah karirmu nantinya mulus atau tidak. Faktanya, hal ini menampik istilah bahwa kuliah jaminan kerja. Hal-hal yang tergolong soft-skill ini justru sulit kamu dapatkan saat di bangku kuliah lho. Bagaimana bisa? Sebelum kamu bingung, simaklah daftar lima soft-skill yang ternyata susah atau bahkan tidak kamu dapatkan saat kuliah.
- Komunikasi
Hal ini akan terlihat dengan jelas saat kamu mengikuti sesi wawancara kerja nantinya. Saat kuliah, umumnya komunikasi masih terjadi satu arah antara dosen dengan mahasiswa, walaupun perkuliahan pada dasarnya berpacu pada keaktifan dan kecakapan mahasiswanya, hal ini tidak menutup kemungkinan skill komunikasimu sulit berkembang. Berbeda dengan saat sekolah dimana guru mengajarimu untuk berani bicara, saat kuliah dosen tidak memaksamu untuk aktif.
- Kerja Tim
Dunia kerja tidak terlepas dari adanya kerja tim, terlebih jika kamu ingin bekerja di perusahaan. Dalam satu departemen, kinerja tim dikedepankan untuk menunjang performa perusahaan. Ditambah lagi, berbeda dengan kuliah yang membebaskanmu memilih partner mengerjakan tugas kelompok atau secara individu, di perusahaan kamu tidak bisa memilih siapa partner kerjamu, jadi profesionalitas dalam kerja tim sangat diperlukan.
- Leadership
Ini yang sangat dilirik oleh tim HRD saat proses perekrutan karyawan. Kepemimpinan tidak selalu dibutuhkan, namun dalam perusahaan, seorang karyawan perlu memiliki soft-skill ini karena ia diharuskan mampu bekerja dalam segala situasi dan tekanan apa pun. Saat kuliah, umumnya tidak ada sistem kepemimpinan karena sistem pembelajaran lebih sama rata dan bersifat individualistis. Dengan lemahnya soft-skill ini dikembangkan pada jenjang perkuliahan ini semakin melemahkan premis bahwa kuliah jaminan kerja pasti banyak.
- Adaptasi dan Aplikasi
Selama kuliah kamu berkutat dengan teori dan penjabaran ilmu yang kamu pelajari. Apakah hal ini berguna? Pastinya iya. Namun yang sulit adalah bagaimana kamu mengaplikasikan semua yang kamu pelajari selama kuliah ini ke bidang kerja yang kamu pilih. Kamu harus berpikir dan berlaku fleksibel antara pemahamanmu soal ilmu tersebut dan cara menerapkannya ke dalam dunia kerjamu.
- Problem Solving
Dalam tugas akhir, dibuatnya skripsi adalah sebagai indikator apakah kamu mampu menyelesaikan suatu masalah atau tidak. Namun disisi lain, indikator kelulusan universitas justru tidak terletak pada pemecahan kasus, namun justru standar nilai sehingga mahasiswa justru tidak terfokus pada pembelajaran kasus ini dan menganggap nilai lebih penting. Dalam dunia kerja. Pemecahan masalah merupakan kunci bagi kamu supaya bisa terus berkarir, salah satu indikator yang menentukan kinerjamu adalah bagaimana kamu menyelesaikan suatu masalah dalam pekerjaan tersebut.
Setelah membaca lima soft-skill diatas, apa yang kamu pikirkan? Masih menganggap bahwa kuliah jaminan kerja? Kamu boleh kuliah untuk menambah ilmu, namun beberapa hal perlu kamu kembangkan sendiri jika ingin sukses dalam meniti karir nantinya.